Kamis, 28 April 2016

edisi April bersama 23


Entah sebab ap ingatan ini kembali muncul,,
Sesosok wajah yang dulu bermula dr setiap hari aku melihatnya.. berganti setiap minggu, berganti setiap bulan dan kini (mungkin) hnya satu tahun sekali aku melihatnya
Satu-satunya alas an yang masih membuatku bertahan di kota dgn sejuta istimewa,
Iya… aku merindukannya lagi,.
Rindu moment menjemputnya sabtu sore kala usai kuliah
Aku tk menyalahkan menyalahkan siapapun, aku tak menuntut keadaan apa pun..
Aku ikhlas,, aku rela,,
Karna aku tahu saat ini dia sangat bahagia bersama penggantiku..
Allah tahu ap yg menjadi alasan pilihanku saat ini, Allah tahu apa alsanku bertahan sampai saat ini..
Aku yakin Allah telah mentaksirkan sesuatu yang indah untukku, aku yakin kelak suatu saat nanti rinduku akan berinkarnasi menjadi bentuk paling kokoh…
Aku menrindukanmu dalam diamku… aku merindukannmu bersama sang waktu yang tak mungkin bisa ku rajut kembali…
Biarkan aku menikmati fase ini, karna aku tahu semua manusia mempunyai fasenya masing-masing,,,
Andai ini balasan dari semua kesalahanku… aku akn memperbaikinya,,
Memperbaiki bukan untuk mengulang bersamamu, karna aku tau kamu tak akan mngkin kembali…
Selamat berbahagia sayang… kelak suatu saat nanti kamu akan tau betapa aku sngat merindukanmu malam ini



pH ASAM asetat
   

  Tujuan
Mengetahui pH pada asam asetat pada konsentrasi  yang berbeda

B.     Landasan Teori
Asam dan basa (alkali) sudah dikenal sejak zaman dahulu. Hal ini dapat dilihat dari nama mereka. Istilah asam berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Unsur pokok cuka adalah asam asetat H3CCOOH. Istilah alkali diambil dari bahasa Arab untuk abu. Juga sudah diketahui paling tidak selama tiga abad bahwa hasil reaksi antara asam dan basa (netralisasi) adalah garam. Teori asam basa banyak dikemukakan oleh beberapa ahli.
1.      Teori Asam Basa Arrhenius dan pH Larutan
asam dan basa yang modern mula-mula dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1887. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion hidrogen [H+] sebagai satu-satunya ion positif. Sementara itu, basa didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami ionisasi dengan membentuk ion-ion hidroksida [OH-] sebagai satu-satunya ion negatif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa asam adalah senyawa yang mengandung ion hidrogen dengan satu atau lebih unsur lain dan basa merupakan senyawa yang mengandung ion hidroksida dengan satu atau lebih unsur lain.
1)      Asam
Berdasarkan banyaknya ion hidrogen yang dihasilkan maka larutan asam dapat dibagi menjadi asam monobasis dan asam polibasis
a.       Asam monobasis (berbasa satu) adalah asam yang dalam larutan air akan menghasilkan satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
HCl(aq)   -------->    H+(aq)      +         Cl (aq)
asam klorida          ion hidrogen           ion klorida

CH3COOH(aq)   ------------->     H+(aq)          +          CH3COO-(aq)
asam asetat                             ion hidrogen                 ion asetat

b.      Asam polibasis (berbasa banyak) adalah asam yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidrogen (H+).
Contohnya adalah:
H2SO4(aq)    ------------->         H+(aq)        +        HSO4 (aq)
asam sulfat                 ion hidrogen           ion hidrogensulfat
2)      Basa
Seperti halnya larutan asam, larutan basa juga dibagi menjadi basa monoasidik dan poliasidik. Pembagian ini menunjukkan sifat keasaman (hidroksitas) suatu basa.
a.       Basa monoasidik yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan
NaOH(aq)        ------->     Na+(aq)            +        OH-(aq)
natrium hidroksida     ion natrium             ion hidroksida

b.      Basa poliasidik, yaitu basa yang dalam larutan air menghasilkan lebih dari satu ion hidroksida (OH-)
Contohnya adalah:
Ca(OH)2(aq) -------->          Ca2+(aq)           +       2OH- (aq)
kalsium hidroksida        ion kalsium              ion hidroksida
Berdasarkan sifat-sifat ion di atas, maka reaksi antara ion H+ dan OH- dapat membentuk H2O. Proses ini disebut dengan netralisasi.
Menurut Arrenhius:
Asam adalah zat yang akan menghasilkan ion Hidrogen (H+) jika dilarutkan. (produce hydrogen ions in solution)
Basa adalah zat yang akan menghasilkan atau memproduksi ion hidroksida jika dilarutkan dengan air. (produce hydroxide ions in solution)

2.      Teori Bronsted-Lowry. 
Disamping keberhasilan dan manfaatnya, teori Arrhenius mempunyai beberapa keterbatasan. Salah satu diantaranya adalah teori ini tidak mengenal senyawa lain sebagai basa kecuali yang menghasilkan OH-. Hal ini menjadi penyajian ionisasi larutan amoni dengan pelarut air sebagai berikut :
NH4OH (aq) → NH+ (aq) + OH-(aq)
Tetapi zat NH4OH (ammonium hidroksida) tidak pernah ada, zat tersebut tidak dapat diisolasi dalam bentuk murni seperti natrium hidroksida (NaOH).
Selain itu, sejak zaman Arrhenius reaksi-reaksi sudah dilakukan dalam pelarut buka air seperti ammonia cair. Beberapa dari reaksi-reaksi tersebut kelihatannya mempunyai sifat-sifat reaksi asam basa. Ternyata OH- tidak ada karena tidak ada atom oksigen dalam susunan tersebut. Misalnya ammonium khlorida dan natrium amida bereaksi didalam ammonia cair, sebagai berikut :
Reaksi lengkap : NH4Cl + NaNH2 → NaCl + 2 NH3
Reaksi ion : NH4+ + Cl- + Na+ + NH2-→ Na+ + Cl- + 2NH3
Reaksi ion bersih : NH4+ + NH2- → 2 NH3
Reaksi ion bersih dapat dianggap suatu reaksi asam-basa dengan NH4+ analog dengan H+ dan NH2- dengan OH-. Reaksi tersebut dapat dijelaskan melalui teori yang diajukan secara terpisah oleh J.N. Bronsted di Denmark dan T.M Lowry di inggris tahun 1923. Menurut teori Bronsted-Lowry, suatu asam adalah donor proton suatu basa adalah akseptor (penerima) proton.

MENGHITUNG pH
Konsep pH dan pOH
pH atau derajat keasaman digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Yang dimaksudkan “keasaman” di sini adalah konsentrasi ion hidrogen dalam pelarut air. Nilai pH berkisar dari 0 hingga 14. Derajat atau tingkat keasaman larutan bergantung pada konsentrasi H+ dalam larutan. Semakin besar konsentrasi ion H+ makin asam larutan.
Nilai pH 7 dikatakan netral karena pada air murni ion H+ terlarut dan ion OH- terlarut (sebagai tanda kebasaan) berada pada jumlah yang sama, yaitu 10-7 pada kesetimbangan. Penambahan senyawa ion H+ terlarut dari suatu asam akan mendesak kesetimbangan ke kiri (ion OH- akan diikat oleh H+ membentuk air). Akibatnya terjadi kelebihan ion hidrogen dan meningkatkan konsentrasinya.
Sorensen (1868 – 1939), seorang ahli kimia dari Denmark mengusulkan konsep pH untuk menyatakan konsentrasi  ion H+, yaitu sama dengan negatif logaritma konsentrasi ion H+. Secara sistematis diungkapkan dengan persamaan sebagai berikut :
                                                pH = - log [H+]
Analog dengan di atas, maka :
                                                pH = - log [OH-]
Sedangkan hubungan antara pH dan pOH adalah :
Kw [H+] [OH-]
Kw  = - log [H+] + - log [OH-]

Maka :
pKw  pH + pOH

Perhitungan pH
1.      Asam kuat
Disebut asam kuat karena zat terlarut dalam larutan ini mengion seluruhnya (α = 1). Untuk menyatakan derajat  keasamannya, dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asamnya dengan melihat valensinya.
Rumus :
[H+] = x . [HA]
pH = - log [H+]
2.       Asam lemah
Disebut asam lemah karena zat terlarut dalam larutan ini tidak mengion seluruhnya, α ≠ 1, (0 < α < 1). Penentuan besarnya derajat keasaman tidak dapat ditentukan langsung dari konsentrasi asam lemahnya (seperti halnya asam kuat). Penghitungan derajat keasaman dilakukan dengan menghitung konsentrasi [H+] terlebih dahulu dengan rumus :
[H+] = √ Ka . [HA]  atau    [H+] = M x Î±

pH = - log [H+]

Ket :    
Ka      = tetapan ionisasi asam lemah
[HA]  = konsentrasi asam lemah

Persen Ionisasi
Sebagaimana telah kita lihat, sebagian besar asam adalah asam lemah. Marikita asumsikan suatu asam monoprotik lemah HA. Ionisasinya dalam air adalah
 HA (aq) + H2O (l) ↔ H3O+ (aq) + A-(aq)
atau lebih sederhananya, HA (aq) ↔ H+(aq) + A-(aq)
konstanta kesetimbangan untuk ionisasi asam ini, di namakan konstanta ionisasi asam. Ka= [H3O+][A-]/ [HA] semakin besar Ka, semakin kuat asamnya –  artinya, semakin tinggi konsentrasi ion H+ pada kesetimbangan karena ionisasinya. Karena ionisasi asam lemah tidak pernah sempurna, semua spesi (asam yang tidak terionisasi, ion H+ , dan ion A-) berada pada kesetimbangan (RaymondChang . 2004:105)
Besarnya Ka dinyatakan kekuatan asam, cara lain untuk mengetahui kekuatan asam ialah mengukur persen ionisasi, yaitu:
Semakin kuat asam, semakin besar persen ionisasi. Pada asam lemah banyaknya asam yang terionisasi bergantung pada konsentrasi awal asam. Semakin encer larutan, semakin besar ionisasi. Dari segi kualitatif  bila suatu asam di encerkan, mula-mula jumlah partikel (molekul asam yang tidak terionisasi plus ion-ion ) per satuan volume akan menurun.

Pengukuran pH Larutan dengan indikator
1.      Indikator Tunggal
Indikator kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru fungsinya hanya untuk membedakan larutan yang dituju itu bersifat asam atau basa. Indikator lainnya seperti Fenolftalein, Metil Jingga, Metil Merah, dan Brontimol Blue dapat memberikan trayek perubahan warna indikator tersebut.
2.      Indikator Universal
Dengan kertas indikator universal, kita dapat mengetahui pH larutan tersebut dengan cara mencelupkan sepotong indikator universal kedalam larutan. Perubahan warna kertas indikator tersebut dicocokkan dengan tabel warna yang mempunyai trayek pH dari 0 sampai 14.
3.      pH Meter
pH meter adalah suatu alat yang dapat digunakan sebagai pengukur pH larutan. pH meter memiliki elektroda jika dicelupkan ke dalam larutan dapat mengukur ion hidrogen. Nilai pH larutan terlihat pada skala pH meter. Pengukuran pH  larutan dengan menggunakan pH meter lebih akurat dibandingkan dengan indikator lainnya.
(Horale, 2004 :37-39)

C.    Alat dan Bahan
1.      Pipet tetes dan pipet volume 10 ml
2.      Labu ukur 100 ml
3.      Gelas beker
4.      pH meter
5.      larutan asam asetat
6.      aquades
7.      tabung reaksi


D.    Cara Kerja
1.      Mengambil larutan asam asetat 0,5 M sebanyak 10 ml
2.      Mengukur pH asam asetat 0,5 M dengan pH meter
3.      Mengambil 1 ml larutan asam asetat 0,5 M lalu diencerkan dengan aquades hingga tanda batas 100 ml pada labu ukur 100 ml
4.      Mengukur pH asam asetat 0,005 M dengan pH meter
5.      Membuat larutan asam asetat 5x10-5 M dengan cara mengambil 1 ml larutan asam asetat 5x10-3 M lalu diencerkan dengan aquades hingga tanda batas pada labu ukur 100 M
6.      Mengukur pH larutan asam asetat 5x10-5 M dengan  pH meter
7.      Membuat larutan asam asetat 5x10-7 M dengan cara mengambil 1 ml larutan asam asetat 5x10-3 M lalu diencerkan dengan aquades hingga tanda batas pada labu ukur 100 ml
8.      Mengukur pH larutan asam asetat 5x10-7 M dengan pH meter
9.      Membuat larutan asam asetat 5x10-9 M
10.  Mengukur pH larutan asam asetat 5x10-9 M dengan pH meter

E.     Data Hasil Percobaan
Konsentrasi asam Asetat
pH
5 × 10-1 M
3
5 × 10-3 M
4,8
5 × 10-5 M
5
5 × 10-7 M
5,2
5 × 10-9 M
5,4

F.     Analisis Data
Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh hasil perhitungan pH sebagai berikut:
Ka CH3COOH = 1,8×10-5
1.      M = 0,5 = 5×10-1
Asam lemah
                
pH     = -log [H+]
          = -log (3×10-3)
          = 2,522

Asam kuat
[H+] = [CH3COOH]
= -log [H+]
       = -log (5×10-1)
= 0,301
Pada pH meter didapat nilai pH 3,0 Jadi pada konsentrasi CH3COOH 5×10-1 lebih mendekati asam kuat.

Menghitung persen ionisasi:

=  0,06%

2.      M = 0,005 = 5×10-3
Asam lemah
                
pH     = -log [H+]
          = -log (3×10-4)
          = 3,522


Asam kuat
[H+] = [CH3COOH]
= -log [H+]
       = -log (5×10-3)
       = 2,301
Pada pH meter didapat nilai pH 4,8 Jadi pada konsentrasi CH3COOH 5×10-3 lebih mendekati asam lemah.

Menghitung persen ionisasi

=  0,6 %

3.      M = 0,00005 = 5×10-5
Asam lemah
                
pH     = -log [H+]
          = -log (3×10-5)
          = 4,522

Asam kuat
[H+] = [CH3COOH]
= -log [H+]
       = -log (5×10-5)
       = 4,301
Pada pH meter didapat nilai pH 5 Jadi pada konsentrasi CH3COOH 5×10-5 lebih mendekati asam lemah.

Menghitung persen ionisasi

=  6 %

4.      M = 0,0000005 = 5×10-7
Asam lemah
                
pH     = -log [H+]
          = -log (3×10-6)
          = 5,522

Asam kuat
[H+] = [CH3COOH]
= -log [H+]
       = -log (5×10-7)
       = 6,301
Pada pH meter didapat nilai pH 5,2 Jadi pada konsentrasi CH3COOH 5×10-7 lebih mendekati asam lemah.

Menghitung persen ionisasi

=  60 %

5.      M = 0,000000005 = 5×10-9
Asam lemah
                
pH     = -log [H+]
          = -log (3×10-7)
          = 6,522

Asam kuat
[H+] = [CH3COOH]
= -log [H+]
       = -log (5×10-9)
       = 8,301
Pada pH meter didapat nilai pH 5,4 Jadi pada konsentrasi CH3COOH 5×10-9 lebih mendekati asam lemah

Menghitung persen ionisasi

=  6000 %



G.    Pembahasan
Praktikum ini tentang pH asam asetat ini  bertujuan untuk mengetahui pH pada asam asetat pada konsentrasi  yang berbeda. Dengan melakukan praktikum ini kita bisa menentukan sifat asam dan basa dari larutan asam asetat dengan berbagai macam konsentrasi yaitu 5×10-1 M, 5×10-3 M, 5×10-5 M, 5×10-7 M, dan 5×10-9 M dan menentukan nilai pH dari masing-masing konsentrasi larutan. dalam praktikum ini untuk menentukan sifat dan nilai pH dari larutan asam asetat menggunakan pH meter dan di hitung secara manual dari masing-masing konsentrasi larutan.
Perhitungan menggunakan pH meter dengan cara menyelupkan penunjuk yang ada pada gagang pH meter, maka akan muncul nilai pH larutan tersebut pada layar digital. Berdasarkan perhitungan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
No
Larutan
pH Eksperimen
pH analisis
Persen ionisasi
keterangan
Asam lemah
Asam kuat
1
5 × 10-1 M
3
2,522
0,301
0,06%
Mendekati asam kuat
2
5 × 10-3 M
4,8
3,522
2,301
0,6%
Mendekati asam lemah
3
5 × 10-5 M
5
4,522
4,301
6%
mendekati asam lemah
4
5 × 10-7 M
5,2
5,522
6,301
60%
mendekati asam lemah
5
5 × 10-9 M
5,4
6,522
8,301
6000%
mendekati asam lemah

Berdasarkan perhitungan di atas maka diperoleh hasil bahwa semakin kecil konsentrasi larutan CH3COOH maka semakin besar nilai pH. Hal ini disebabkan karena semakin encer larutan maka konsentrasi larutan semakin kecil dan jumlah ion hidrogennya semakin sedikit. Dan menyebabkan nilai pH semakin kecil.
Pada persen ionisasi yang mengacu pada landasan teori bahwa semakin kuat asam, semakin besar persen ionisasi. Namun pada hasil perhitungan menunjukkan semakin kuat asam semakin kecil persen ionisasi. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa kemungkinan:
1.      pH meter yang digunakan  tidak bekerja dengan baik, sehingga menimbulkan perbedaan dengan  kertas  pH universal.
2.      Alat-alat yang digunakan telah terkontaminasi dengan senyawa-senyawa lain.
3.      Kurang telitinya praktikan dalam mengamati nilai pH larutan.




H.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.      Semakin kecil konsentrasi larutan maka semakin besar nilai pH
2.      Hasil percobaan berbanding terbalik dengan landasan teori, pada landasan teori bahwa semakin kuat asam, semakin besar persen ionisasi namun pada percobaan di dapatkan hasil semakin kuat asam persen ionisasi semakin kecil 






DAFTAR PUSTAKA

Chang Raymond. 2000. Kimia Dasar Konsep–Konsep Inti Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Keenan, Charles W. 1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga